Langsung ke konten utama

paper 1 mata kuliah teknologi informasi dalam bidang perikanan

Kebijakan Penguatan dan Pengembangan Data dan Teknologi  Informasi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
I.        Pendahuluan
Di era yang semakin maju ini, penguasaan teknologi informasi menjadi hal yang wajib untuk dikusai. apalagi sejak awal tahun 2016 proses masyarakat ekonomi asean sudah dimulai. jadi mau tidak mau, seluruh nelayan Indonesia harus mampu bersaing dengan nelayan di negara asean yang lain, melalui pengusaan dalam hal teknologi informasinya. Mulai dari teknologi bidang penangkapan ikan, budidaya ikan, hasil perikanan dan manajemen sumberdaya perairan dan perikanan yang terpadu. pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus didasarkan pada prinsip pengelolaan tata ruang yang terpadu agar bisa optimal.
Sampai saat ini, pengolahan data kelautan dan perikanan di indonesia masih tergolong buruk. akibat dari ketidakmampuan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang ada membuat kevalidan data yang diolah kurang karena ketidakakuratan saat melakukan pengukuran, perhitungan, dan pemasukan data. Oleh karena itu, pemerintah pusat, daerah, swasta dan masyarakat harus bisa bekerjasama dengan baik untuk menerapkan penyuluhan kepada nelayan tradisional dengan cara yang tepat.
II.     Metodelogi
Metode yang digunakan bersifat pasif dan menggunakan data sekunder, yaitu ilmu pengetahuan tentang teknik informasi dalam bidang perikanan yang dikemukakan oleh para ahli melalui buku dan hasil peneelitiannya. Materi diskusi yang telah diperoleh penulis di dalam perkuliahan kemudian dibandingkan dengan pendapat para ahli melalui data sekunder yang ada sebagai bahan pertimbangan.
III.  Pembahasan
Mengetahui akan pentingnya penyuluhan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dan teknologi informasi pada nelayan membuat stakeholders melakukan beberapa upaya yang tepat untuk membuat nelayan mudah memahami apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Amanah (2006) menyatakan bahwa penyuluhan ialah upaya mengubah perilaku individu, kelompok, atau komunitas agar tahu, mau, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi supaya dapat hidup lebih baik dan bermartabat. Agar penyuluhan dapat berlangsung dengan baik diperlukan pendidikan dan komunikasi untuk berbagi informasi. Hal ini dapat dilakukan oleh fasilitator, baik yang berasal dari suatu sistem sosial itu sendiri (internal agent of change) atau yang berasal dari luar sistem sosial itu, seperti penyuluh lapangan atau pekerja pembangunan dari sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Penyuluhan senantiasa mengalami perubahan seperti perubahan organisasi, perencanaan strategi, re-organisasi, dan penetapan prioritas baru. Pada prinsipnya, penyuluhan ialah proses yang sistematis untuk membantu petani, nelayan, pembudidaya, atau komunitas agar mampu memecahkan masalahnya sendiri (self-help). Karena itu penyuluhan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan partisipannya. Kebijakan penyuluhan yang ditetapkan untuk mendukung program prioritas kementerian dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain melakukan pendekatan kawasan  dan industrialisasi, pemberdayaan dan  kewirausahaan, partisipasipatif dan mandiri, sinergitas penyuluhan dan perluasan  jejaring kerja, dan teknologi KP dan informasi komunikasi. Pada dasarnya peran penyuluhan dalam pembangunan kelautan dan perikanan 2016, yaitu  menentukan siapa dan jumlah anggota yang akan dilakukan penyuluhan. Kemudian akan dilakukan kunjungan, pelatihan dan lomba-lomba yang akan menumbuhkan semangat dari masyarakat. Selama proses penyuluhan berlangsung akan dibentuk pula beberapa lapisan masyarakat yang menjadi prioritas dalam penyuluhan, misalnya nelayan teri nasi tradisional. Setelah dilakukannya penyuluhan diharapkan agar manajemen wilayah sumberdaya alam, sarana prasarana yang berhubungan dengan sumberdaya alam, pengolahan data, dan sumberdaya alamnya itu sendiri dapat dikelola dengan baik dan tepat, sehingga pendapatan nelayan akan meningkat dan kesejahteraannyapun ikut meningkat.
Hal yang membuat nelayan Indonesia selalu terbelakang dapat dilihat ketika kondisi sebelum simulasi penyuluhan kelautan dan perikanan dalam penguatan data sistem penyuluhan kelautan dan  perikanan, yaitu data sistem penyuluhan KP (kelembagaan, ketenagaan,penyelenggaraan, sarpras) tidaklengkap,  valid,  akurat, dan relevan dengan kondisi sebenarnya, data sistem penyuluhan KP sulit diakses karena disimpan di masing-masing kab/kota atau provinsi, terjadi Inkonsistensi data penyuluhan KP, belum ada standarisasi format data, data penyuluhan KP hanya dapat dimanfaatkan sebagian pengguna, perlindungan dan pengamanan data belum diprioritaskan, data-data utama pendukung Kebijakan Pembangunan KP belum terakomodir. Oleh karena itu diterapkanlah strategi teknologi informasi dengan database on-line simulasi penuyuluhan kelautan dan perikanan. Upaya yang telah dan terus dilakukan, yaitu FGD Pengembangan dan Operasional  SIMLUHKP, workhop SIMLUHP, sinergitas dengan sumber data  utama di daerah (provinsi dan kab/kota) antara lain melalui Bimtek /Sosialisasi SIMLUHKP bekrja sama dengan provinsi), sinergitas dengan sumber data eselon I lingkup KKP, penyediaan dan penugasan Admin SIMLUHKP di Pusat, (1 org), provinsi (33 org), dan Kab/kota (252 org) dan UPT KKP 12 org), pelaksanaan dekonsentrasi penyuluhan perikanan  berupa  pendanaan untuk  honorarium petugas simluhkp provinsi dan sebagian di kab/kota, penerapan REWARD bagi petugas SIMLUHKP yang berdedikasi dalam melakukan pemutahkiran data. Setelah dilakukan upaya tersebut diharapkan bahwa akan tercipta kondisi yang lebih baik, seperti tersedia data penyuluhan KP yang lengkap, valid, akurat, dan relevan dengan kondisi sebenarnya, tersedia data penyuluhan KP yang up to date  dan siap akses, inkonsistensi data penyuluhan KP dibatasi, format distandarkan, sehingga mempermudah pembacaan data, data penyuluhan KP dapat dimanfaatkan sekaligus secara bersamaan oleh banyak pengguna (multiple user) dalam hal ini Penyuluh Perikanan dan stakeholder Penyuluhan KP, data relatif  aman karena adanya mekanisme yang menjadikan data hanya dapat diakses atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan memberikan login dan password, dan data-data utama pendukung Kebijakan  Pembangunan KP diakomodir.
Menurut Simatupang (2003) menyatakan bahwa kebijakan dapat dibedakan menjadi kebijakan publik dan kebijakan privat. Kebijakan publik adalah tindakan kolektif yang diwujudkan melalui kewenangan pemerintah yang legitimate untuk mendorong, menghambat, melarang atau mengatur tindakan private (individu atau lembaga swasta). Kebijakan publik memiliki dua ciri pokok. Pertama, dibuat atau diproses oleh lembaga pemerintahan atau berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Kedua, bersifat memaksa atau berpengaruh terhadap tindakan privat masyarakat luas (publik). Sebagai contoh, kebijakan harga BBM adalah kebijakan publik karena dibuat oleh pemerintah bersifat memaksa dan dapat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi penduduk, konsumen mauun pengusaha. Kebijakan privat adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga swasta dan tidak bersifat memaksa kepada orang atau lembaga lain. Misalnya, keputusan suatu perusahaan swasta untuk menetapkan harga jual produk yang dihasilkannya merupakan contoh kebijakan privat. Perusahaan swasta adalah lembaga privat dan keputusannya tidak mengikat atau bersifat memaksa bagi perusahaan lain atau masyarakat luas. Kebijakan privat hanya berlaku internal, bagi lembaga atau individu itu saja. Sebagai suatu profesi atau bidang ilmu, obyek liputan analisis kebijakan ialah kebijakan publik. Kebijakan privat tidak termasuk dalam obyek liputan analisis kebijakan. Kebijakan perusahaan, misalnya, merupakan obyek liputan dari profesi atau bidang ilmu menajemen perusahaan. Dengan demikian, analisis kebijakan kelautan dan perikanan berkaitan dengan kebijakan pemerintah dalam pembangunan kelautan dan perikanan.
Semua hal yang ingin disampaikan dalam penyuluhan harus terangkum dalam satu wadah saja, agar nelayan merasa lebih terarah, misalnya poster penyuluhan yang lengkap. semua rencana penyuluhan yang akan dilaksanakan sebelumnya harus tersusun dengan benar sesuai dengan hierarki SIMLUHKP.  adapun rencana operasional dan pengembangan SIMLUHKP tahun 2016, yaitu :
1.      Pertemuan Pengembangan dan Operasional SIMLUHKP dan Cyber extension KP tahun 2016 (Bogor, 3-5 Februari 2016)
2.      Workshop Pemutahiran, Validasi dan Evaluasi Data Tingkat Kab/kota dan UPT Lingkup KKP (24-25 Februari, 17-18 Maret 2016, Agustus 2016)
3.      Workshop Pemutahiran, Validasi dan Evaluasi Data Tingkat Provinsi (24-26 Maret, 2016)
4.      Penyempurnaan aplikasi sesuai dengan kebutuhan informasi dari KKP dan daerah secara periodik
5.      Memberikan reward bagi petugas SIMLUHKP provinsi dan kab/kota dan Cyber extension KP yang aktif mengupdate data (April 2016)
6.      Menjadi materi tambahan/pengayaan pada berbagai kegiatan Workshop Pemutahiran dan Evaluasi Data Tingkat Provinsi dan Kab/kota  dan kegiatan Sosialisasi SMSgateway  di kab/kota
7.      Penyempurnaan aplikasi sesuai dengan kebutuhan informasi dari KKP dan daerah
8.      Memuat materi teknologi KP secara rutin setiap bulan
9.      Meningkatkan kontribusi penyuluh perikanan untuk sharing materi penyuluhan spesifik lokasi dan kearifan lokal serta memberikan reward kepada penyuluh perikanan terproduktif yang mengirimkan materi .
IV. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah didapatkan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Kebijakan penyuluhan yang ditetapkan untuk mendukung program prioritas kementerian dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain melakukan pendekatan kawasan  dan industrialisasi, pemberdayaan dan  kewirausahaan, partisipasipatif dan mandiri, sinergitas penyuluhan dan perluasan  jejaring kerja, dan teknologi KP dan informasi komunikasi.
2.      Strategi yang ditentukan sebagai penunjang  penyuluhan adalah strategi teknologi informasi dengan database on-line simulasi penuyuluhan kelautan dan perikanan.
V. Daftar Pustaka
Amanah, S. 2006. Penyuluhan Perikanan. Jurnal Penyuluhan. 2(4):62-69

Simmatupang, P. 2003. Analisis Kebijakan Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaan. Prosiding Seminar dan Ekspose Teknologi Hasil Pengkajian BPTP Jawa Timur . Surabaya



Komentar

Postingan populer dari blog ini

FOOD HABIT IKAN SECARA UMUM

FOOD HABIT (KEBIASAAN MAKAN) IKAN SECARA UMUM Oleh WULANDARI  BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai makhluk hidup di dalam kehidupannya membutuhkan bahan makanan sebagai sumber energi dan pemenuhan gizi yang diperlukan dalam melakukan aktifitasnya yang mencakup pertumbuhan dan perkembangaan serta reproduksi yang dilakukannya. Ikan akan mengambil makanan di perairan kemudian mencernanya dan mengubahnya menjadi energi yang akan mendukung semua aktivitas ikan. Jika terdapat kelebihan energi dari makanannya, maka energi tersebut akan berfungsi sebagai pertumbuhan dan perkembangan sel ikan. Jadi, kecukupan jumlah makanan ini sangat penting untuk ikan dalam ruang lingkup yang luas. Besarnya populasi ikan dalam suatu perairan ditentukan oleh makanan yang tersedia. Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi populasi akibat dari makanan yaitu, jumlah dan kualitas makanan yang tersedia (food habits), lama masa pengambilan dan cara makan ikan (feeding habits). Jadi, ke

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK ( MAGANG) PT. SUMBER MINA BAHARI

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK ( MAGANG) PT. SUMBER MINA BAHARI Disusun oleh : Dana Yuli Agustina                  26010115120016 Maya Sri Mulyani                     26010115120018 Wulandari                                26010115140094 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016   BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan praktek dalam skala kecil. Hal itu tidaklah cukup jika seorang mahasiswa telah memasuki dunia kerja, karena yang didapatkan hanya teorinya saja dan praktikum yang dilakukan juga hanya sebentar (kurang lebih 2 hari 1 malam). Agar dapat memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja secara langsung di instans

BAB III PEMBAHASAN LAPORAN HASIL MAGANG PASTEURIZED CARB MEAT PT SUMBER MINA BAHARI

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jadwal Kegiatan Rutinitas PT Sumber Mina Bahari Setiap perusahaan mempunyai kebijakannya masing-masing untuk mengatur rumah tangganya secara internal maupun eksternal. Dalam setiap perusahaan juga memiliki jadwal kerja yang harus dilaksanakan setiap harinya. Proses produksi pada PT Sumber Mina Bahari dilaksanakan setiap Hari Senin sampai Sabtu dan dimulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Seandainya pada hari itu daging rajungan dari  mini plant  masih ada maka diadakan jam lembur yang jumlah jam kerjanya tidak lebih dari 7 jam kerja karyawan normal. Sebelum memulai aktivitas bekerja semua karyawan PT Sumber Mina Bahari harus absen terlebih dahulu dengan cara  scan  sidik jari. Absen inilah yang menunjukkan kehadiran dari karyawan. Ketika memasuki ruang produksi semua karyawan harus dipastikan untuk memenuhi dan mematuhi syarat pada standar GMP yang ada. Untuk memastikan hal tersebut maka sebelum masuk ruang produksi, setiap karyawan dilakukan cheker pada pin